Kamis, 28 Januari 2010
Surat Dalam Hujan
Selalu demikian di bulan Nopember ini. Hujan benar-benar mewarnai hari. Sore. Ya, pukul empat lebih, hujan seperti pantulan manik-manik kaca menderas seketika dengan anggunnya. Aku menyesal, sumur di luar pasti akan keruh lagi airnya, mestinya diberi atap nanti. Hujan. Aku duduk di sini, dekat jendela kaca memerhatikan curahan air yang mengguyur serentak dari udara. Seperti apakah bunyinya? Di atas atap, di dedaunan, di tanah becek, bahkan di kolam ikan yang berderet nun di luar? Aku tak tahu. Sunyi. Kecuali gelegar petir yang menghantam bumi. Ya, hanya itu yang kurasakan. Aku ingat kamu. Aku suka hujan, aku suka suasananya yang begitu kontemplatif. Kurasakan ekstase tertentu jika hujan. Memberiku inspirasi untuk menulis puisi. Bahkan juga menulis surat untukmu dalam suasana hujan kupikir cukup romantis, meski isinya terkadang bernada humor yang ironis. Aku rindu suratmu. Yang selalu hangat dan menggembirakan, simpel dan terkadang menggetarkan. Namun mungkin kamu sudah kecewa dengan kenyataan yang kuungkapkan dalam suratku yang barusan kukirimkan. Mungkin kamu kebingungan dan terpaksa bertanya pada orang yang kebetulan pernah bertemu denganku, entah Mas Herwan FR atau Agus Kresna, meski ada yang merasa tak berhak untuk mengatakan apa-apa karena aku sudah memintanya agar jangan dulu mengabarkan kehadiranku pada orang-orang untuk suatu alasan. Dan rentetan kemungkinan lainnya mengendap dalam benakku. Namun aku harap kamu benar-benar cukup dewasa untuk menerima realita dalam hidup yang penuh ketakterdugaan. Aku kesepian. Apa yang kulakukan. Duduk di kursi sembari mengangkat kaki, dan di rumah hanya ada aku sendiri. Aku membayangkan kamu. Sosok yang tak pernah kutemui. Hanya foto yang kamu kirimkan melengkapi imajinasi: seorang lelaki gondrong yang menarik, dan merasa dirinya secara psikologis sudah dewasa dalam usia 23 tahun. Heran, di luar belasan burung entah apa namanya berseliweran dalam guyuran hujan begini, apa yang mereka cari? Barangkali kamu lebih tahu ekologi dan mau berteori? Aku kedinginan. Aliran listrik padam. Barangkali segelas teh manis panas bisa menghangatkan tubuhku. Apakah di Bandung saat ini sedang hujan juga, dan kamu tengah bagaimana? Mengisap A Mild ditemani secangkir kopi panas? Menulis puisi, cerpen, esai, surat, atau tugas mata kuliah? Di kampus, di rumah, atau di suatu tempat entah? Membaca diktat, buku tertentu, karya sastra, atau komik? Di depan monitor komputer, mengobrol, atau nonton TV? Mendengarkan The Doors atau Ebiet G. Ade? Tidur atau makan? Salat Asar atau menggigil kehujanan? Atau mengguyur badan di kamar mandi? Atau tak melakukan apa-apa sama sekali? Cuma Tuhan yang tahu. Relasi yang aneh, katamu, karena lewat surat. Lalu kamu menyuruhku belajar internet biar bisa bikin e-mail dan tak perlu ke perpustakaan konvensional. Dan kamu janji akan mengajariku jika nanti bertemu. Bertemu. Aku juga ingin bertemu kamu. Namun untuk apa? Adakah makna dari pertemuan itu? Kubayangkan kamu sebagai Indra, temanku, yang membagi dunia lewat tangannya. Namun apa kamu bisa bahasa isyarat sederhana cara abjad? Kamu kecewa karena aku tuli? Apakah dalam surat pertamaku aku harus memberitahu siapa diriku secara mendetail? Aku telah mengambil risiko. Begitu pun kamu. Risiko untuk merelasi diri dan berinteraksi dengan orang asing. Sebuah silaturahmi yang kumulai, haruskah berakhir sia-sia? Aku berusaha menerima diriku sebagaimana adanya dan menjadi orang biasa, meski aku tahu orang-orang di sekitarku kecewa. Keluarga, teman-teman, sahabat dekat, sampai siapa saja yang memang merasa harus kecewa. Bertahun-tahun, ada belasan tahun mungkin, sejak usiaku 16 tahun sampai 25 tahun, kujalani hari dengan sunyi, sebuah dunia tanpa bunyi-bunyi. Bisakah kamu bayangkan? Ah, aku tak akan bisa mendengar permainan harmonikamu, lalu membandingkannya dengan permainan harmonika abangku. Atau denting gitarmu dengan Eric Clapton. Atau bagaimana suatu melodi tercipta dari puisi. Aku juga tak akan tahu warna suaramu saat memusikalisasikan puisi, berdeklamasi, menyanyi, tadarus, berperan dalam lakon teater, atau bicara biasa saja. Kamu masih ingat, dalam salah satu suratmu, kamu menulis: Setting: Kamar, 141000 - 21.20 WIB, Dewa 19 - Terbaik-terbaik. Gurun yang baik. Barangkali sekaranglah saatnya! Lalu kamu membiarkan selembar halaman kertas itu kosong. Aku mengerti artinya, kamu ingin aku memutar lagu tersebut, dan membiarkan Terbaik-terbaik bicara. Sesuatu yang tengah menggambarkan suasana hatimu saat itu? Sayang, aku tak bisa melakukannya. Kata teman-teman, lagu itu tentang cinta dan persahabatan. Kurasa aku harus bertanya pada Rie, Indra, atau Nana; apa ada yang punya teksnya? Ironis, bukan? Tampaknya kamu senang menulis dengan diiringi musik. Aku iri padamu. Karena aku ingin tahu juga seperti apa indahnya musik klasik itu, entah Mozart yang kata Indra melankolis; atau Chopin di masa silam, gumam Cecep Syamsul Hari dalam puisi Meja Kayu yang kembali muram-surealis, menulis lagu pedih tentang hujan2; atau tahu di mana letak jeniusnya Beethoven yang mencipta komposisi meski tuli; dan bisa mengerti mengapa ayahku sangat menyukai musik klasik selain country. Aku rindu bunyi gamelan, dan ingin kembali belajar menari. Entah jaipong Jugala, tari klasik Jawa, atau mungkin sendratari seperti yang sering kusaksikan di TVRI waktu kecil dulu. Aku ingin berperan sebagai Drupadi atau Srikandi, perpaduan antara kelembutan dan keperkasaan. Kamu lebih suka karakter Bima? Aku suka karakter Yudistira, ia satu-satunya yang (hampir) berhasil mencapai puncak Mahameru sementara saudara-saudaranya satu per satu berguguran. Kamu tahu artinya, kan? Aku lupa penggalan kisah ini dari komik wayang R.A. Kosasih atau majalah Ananda -- yang pernah kita baca waktu kanak-kanak dulu, meski mungkin dalam dimensi yang berbeda. Sudahlah, setidaknya aku bisa tahu minatmu, dan kamu tahu minatku. Aku tak tahu banyak tentang musik, padahal kamu pasti asyik sendiri dengan The Corrs, Dewa, Kubik, Jim Morrison, bahkan juga Jimi Hendrix. Mengapa sih dalam cerpenmu yang barusan dimuat koran, kamu menulis soal Jimi Hendrix dan Jim Morrison? Itu mengingatkanku pada Abuy teman SMU-ku yang sangat mengidolakan mereka dan senang cerita soal itu padaku, seolah merekalah yang bisa meluapkan kegelisahan terpendamnya yang liar menuju muara kebebasan. Lucu, adakah orang tuli yang begitu besar rasa ingin tahunya tentang sesuatu yang tak mungkin bisa dirasakan. Katakan aku aneh. Aku memang orang aneh. Namun aku juga berharap bisa tahu lebih banyak tentang Iqbal, Rumi, Camus, Dylan, Gibran, Cummings, Malna, sampai Rendra. Ya, itu jika kita bertemu. Mungkinkah itu? Tempias hujan tidak deras lagi, namun kesedihan itu masih menghantam ruang terdalam. Aku butuh kawan. Kamukah orangnya? Tidak, kamu mungkin sudah berharap agar aku jadi seseorang yang ke lima setelah kamu kecewa dengan sekian perempuan yang masuk dalam hidupmu, meski itu terlalu dini karena kita baru tiga kali saling menyurati. Semudah itukah hatimu terpaut, atau kamu cuma ingin mengujiku? Tidak. Aku tak berharap apa-apa darimu. Aku hanya ingin jadi kawanmu. Kawan biasa. Bukan pacar. Meski aku juga ingin punya pacar, sebagaimana perempuan kebanyakan. Seseorang yang membuatku jatuh cinta sungguhan. Seseorang yang mencintaiku apa adanya. Seseorang di mana bisa berbagi dunia. Naifkah? Hujan. Aku kembali memandang ke luar jendela kaca. Di sana gunung begitu dekat dengan latar pepohonan seperti hamparan permadani hijau kebiruan, dan kabut yang mengental; terasa beku dalam pelukan kegaiban-Nya. Ya Tuhan, barusan kulihat kilatan petir membelah langit desa di sebelah utara. Subhanallah, indah sekali bentuknya; kilatan warna perak yang abstrak dengan latar kelabu. Aku membayangkan bagaimana seandainya jika petir tiba-tiba menghajarku. Sudahlah, mungkin lebih baik aku membayangkan diriku sebagai Walter Spies atau Alain Compost; akan kuabadikan keindahan panorama hujan. Tidak. Aku bukan mereka. Aku cuma punya kata-kata. Bukan kuas atau kamera. Namun kata-kata yang berhamburan dari mulutku pasti tak akan kamu mengerti sepenuhnya jika kita berbicara. Kamu akan membutuhkan waktu untuk mengenali warna suaraku yang kacau intonasinya, seperti teman-teman dekatku. Mungkin cukup lama. Apakah kita akan bertemu dan bicara seolah kawan lama dengan akrabnya? Atau kaku lalu merasa sia-sia? Aku bukan May Ziadah, Elizabeth Whitcomb, Mabel Hubbard-Graham Bell, Marlee Matlin, atau Jane Mawar. Atau perpaduan perempuan mana yang pernah kau kenal.Hujan
Satu Persahabatan Dalam Hidupku
Aku sedang berjalan kearah luar gang rumahku menuju sekolah. Tetapi sebelum aku berangkat sekolah, aku harus menunggu Dina yang sedang menuju kearah depan gangku. Kulihat kedepan sana tetapi tidak seorangpun tampak, ketika aku sedang menunggu Dina, aku melihat dua orang teman sekelasku berjalan kearahku. Ya… itu Lila dan Uswah. “ Hey Nad… kamu kaq belum berangkat sekolah seh?!! “ Tanya Lila kepadaku.“ owh iya neh aku sedang menunggu Dina. “ Jawabku.“ ohh kamu sedang menunggu Dina, tapi Nad 10 menit lagi sekolah masuk tau!! Kamu ga takut telat??? “ Tanya Uswah kepadaku.“ ya udah kalau geto kita berangkat sekolah bareng ya?!! “ pintaku kepada Lila dan Uswah. Merekapun mengiyakan ajakanku dan segera melangkahkan kaki untuk menaiki angkutan umum yang akan mengantarkan kami kesekolah. **** “ NADIAAA…!!! “ teriak Dina sambil melangkahkan kaki dengan cepat kearahku.“ Eh… Dina?!! ““ Eh… Dina, Eh… Dina lagi, kamu koq ninggalin aku seh Nad??? Tadi tuh aku kerumahmu tapi kata kakakmu, kamu baru aja berangkat!!! ““ Mmm…Sorry deh, abis kamu lama seh “.“ iiihh… kan udah aku bilang tunggu sampai aku datang?!! ““ iya…iya…sorry, udah donk jangan marah marah terus, kaya nenek – nenek aja!!! “.“ enak aja! Kamu tuh yang kaya nenek – nenek!!! “ jawab Dina dengan tampang kesalnya. Melihat Dina mau marah-marah lagi, akupun berlari meninggalkan Dina menuju kelas dan duduk ditempatku, Dinapun berteriak – teriak sambil berlari-lari kecil kearahku dan melanjutkan ocehan – ocehan yang tadi tertunda. Aku dan Dina bersahabat sejak duduk disekolah menengah pertama kelas 1 hingga duduk disekolah menengah kejuruan kelas 2. Orang tuaku sangat akrab dengan Dina, begitupun sebaliknya. Sudah seperti saudaraku sendiri. ****“ Lila… Uswah… “ panggilku. “ ya Nad, ada apa?!! “ jawab Lila.“ nanti pulang bareng ya!!! “. “ oh itu, liat nanti aja ya!!! “ jawab Lila.“ oce dehh, Mmm… tapi besok berangkat bareng lagi ya??? Aku tunggu kalian berdua di tempat tadi, oce?!! “. “ oceee…!!! “ jawab mereka berdua dengan kompak. Semenjak kami sering pulang dan berangkat sekolah bersama, kami menjadi semakin akrab. Tidak hanya pulang dan berangkat sekolah saja kami bersama tetapi kemanapun dan acarapun kami selalu terlihat bersama. Dan sejak saat itulah satu persahabatan dalam hidupku tersulam kembali.****“ koq Lila, Dina dan Uswah agak beda ya?? Apa mereka sedang ngerjain aku ya?!! “ aku duduk termenung dikelas yang masih kosong. “ Mmm… mungkin hanya perasaan aku saja kale ya?!! “ ujarku dalam hati. Aku merasa beberapa hari ini Lila, Dina dan Uswah agak cuek kepadaku. Mungkin karena sebentar lagi hari ulang tahunku. Padahal aku merasa karena mereka cuek kepadaku. “ Eh Nad… bengong aja kamu!!! “ ujar Uswah membuyarkan lamunanku. “ ah nggak koq!!! ““ oya Nad, besokhari minggu teman – teman sekelas ngajakinkita lari pagi bareng. Kamu ikut kan? “ Tanya Dina. “ gat au deh, lihat besok aja ya?!! MALEEZZ tau, masa liburan gene masih keluar juga…! Acara kelas lagee!!! ““ Nad pokoknya kamu harus ikut, kalau ga ikut dapet hukuman loh. “ Ujar Lila menakutiku. “ Memangnya anak SD… masih ada hukuman, udah pokoknya lihat bezok aja deh, ya.. ya..!!! “.“ YOII !!! “ jawab Uswah dengan singkat. Aku sudah menduga pazti mereka merencanakan sesuatu untukku esok hari. Aku merasa sangat penasaran dan agak sedikit takut. “ Aduh aku dating nggak ya besok??? Pasti mereka belez dendam deh ke aku karena kemarin yang nerjain mereka adalah aku!!! “ ucapku dalam hati.“ udah deh lihat besok aja…! Kalau aku dijemput ya aku pergi, tapi kalau aku ga dijemput ya aku nggak pergi!!! “ kataku dalam hati lagi dengan memejamkan mata untuk tidur walaupun dengan sedikit perasaan gelisah. Tik…Tok…Tik…Tok…, tepat jam 12 malam tiba – tiba aku terbangun karena mendengar suara telepon berdering. Akupun dengan segera mengangkatnya. “ Hallo… “ sapaku.Tak ada jawaban dari seberang.“ Hallooo… “ aku menyapa sekali lagi.Masih tidak ada jawaban jawaban juga. “ HAPPY BIRTHDAY TO U HAPPY BIRTHDAY TO U HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY, HAPPY BIRTHDAY NADIA…!!! Terdengar nyanyian dari seseorang di seberang sana.“thanks ya!!! “ aku terharu.“ Met ultah Nadia! Ketujuh belas ya? Semoga kamu tambah dewasa, tambah cantik dan tambah gokil!!! “ ujar Isti.“ Paztee..!! ““ Nad sorry neh aku ga bias telepon kamu lama – lama soalnya aku ngantuk! Kamu met tidur ya Nad, sorry ganggu, bye Nadia…!!! ““ Bye!!! “ Isti adalah kakak kelas disekolahku. Dia sangat baik kepadaku tetapi sejak ia lulus aku jarang sekali bertemu dengan sia mungkin bias dibilang tidak pernah lagi. Ya… mungkin dia sibuk dengan kegiatan barunya.****“ iiihh.. Alarm berisik banged seh!!! Kan masih ngantuk?!! “ gerutuku. Akupun segera bangun dan beranjak merapikan diri. Walaupun berat dan malas sekali rasanya tetapi pagi ini aku harus pergi karena sudah mempunyai janji untuk lari pagi bersama teman sekelasku. Walaupun aku tahu kalu hari ini mereka sudah mempunyai rencana untuk mengerjaiku. “ Assalamu’alaikum…!!! ““ Wa’alaikumsalam… “ jawabku sambil membukakan pintu.“ Hey Nad?!! ““ Hey! ““ Gimana udah siap belum? Teman – teman udah nunggu kamu tuh!! ““ Iya.. Iya.. sabar donk!!! “ kataku sambil melangkahkan kakiku kearah timur. Ternyata teman – teman sekelasku tidak dating semua pagi ini dan ternyata dugaanku tentang semua itu salah, merekatidak mengerjaiku. Aku merasa sangat senang. “ Upss.. tapi tunggu sebentar, sebuah telur mendarat dengan tepat diatas kepalaku!!! “. Akupun berteriak dan mengejar-ngejar Uswah dan teman yang lainnya. Merekapun semua berlari menjauhiku. **** " Assalamua’laikum…!!! Uswah… Uswah… “ Ucapkku setelah sampai didepan pintu rumahnya.“ Wa’alaikumsalam… ohh… Nadia, ayo masuk dulu Nad!!! “. Uswah mempersilahkan aku masuk kedalam rumahnya. “ Tunggu sebentar ya nad, aku mau siap – siap dulu, nanti bila Lila dan Dina datang kita bias langsung berangkat kesekolah..! ““ iya.., tapi jangan pake lama, nanti aku jamuran lagi?!! “ jawabku sambil tersenyum kecil. Tidak lama setelah Uswah berseragam sekolah rapi, Lila dan Dinapun datang. Aku dan Uswah segera keluar rumah dan memakai sepatu dengan cepat. “ yoo.. kita berangkat “ ucap Uswah setelah kami berpamitan dengan orang tuanya. Lalu kami bertiga menganggukan kepala dengan serempak sambil tertawa. Diperjalanan menuju sekolah, seperti biasa kami berempat bercerita dan bercanda tanpa merasakan teriknya matahari yang menyengat tubuh, karena kami terlalu asyik dengan candaan konyol Uswah yang membuat perut kami terasa sakit. Alangkah senangnya kami setiap hari seperti ini, selalu bersama – sama. Ketika angkutan umum yang kami tumpangi sudah mengantarkan sampai tujuan dan pergi berlalu. Tiba – tiba Lila berbicara dengan kerasnya dan membuat aku, Dina dan Uswah kaget. “ HEYY!!! Udah jam12.30 loh!!! “ Lila berusaha memberi tahu bahwa kami sudah terlambat masuk sekolah. Kami berlari – lari saling mendahului, sambil tertawa dan berbicara, “ tungguin donk, jangan cepet – cepet?!! “. Huh… lelahnya kami setelah berlari-larian. Kami berjalan perlahan menuju kelas dan sampailah didepan pintu kelas, lalu mengetuk pintu dan membuka dengan mengucapkan salam, lalu mencium tangan guru yang memang sudah duduk lebih awal sebelum kami datang. Kami mengawali hari dengan terlambat masuk sekolah yang memang bias di bilang ritinitas kami setiap harinya. Dan sekarang waktunya kami memandangi papan tulis yang penuh dengan huruf dan berbaris membuat shaf dan banjar. 1 jam, 2 jam, 3 jam, begitu bosannya kami belajar, hingga akhirnya bel istirahatpun berbunyi. “ Akhirnya istirahat juga…!!! “. Kataku dalam hati.“ Nad, La, Din keluar yoo, Laperr nehh!!! “ ajak Uswah. Kamipun berdiri lalu berjalan keluar kelas menuju tempat yang bisa menghilangkan rasa lapar dan haus. “ Makan… Makan…!!! Kita mau makan apa neh??? “ Tanya Uswah dengan bawelnya dan ketidak sabaran dia menunggu jawaban kami.“ Terserah deh “ ucap Dina dengan singkatnya. Tanpa menunggu jawaban dari aku dan Lila, Uswah pun mengambil bakwan dan memasukkannya kedalam mulut, lalu dilanjutkan Lila, aku dan Dina. Setelah selesai makan, kamipun beranjak menuju masjid untuk melaksanakan shalat ashar. Waktu istirahatpun berakhir. Kami berempat memasuki kelas yang memang sudah ramai dengan teman – teman sekelas kami. Melanjutkan pelajaran yang tertunda. Iseng – iseng saat guru menjelaskan, aku menjaili Uswah dengan mengikat ujung jilbabnya. Teman – teman yang berada dibelakangku tertawa – tawa dan berkata “ Dasar Jail?!! “. Aku hanya senyum – senyum kecil saja karena takut Uswah menyadarinya. Bel pulang berbunyi, waktu kami pulang. Menaiki angkutan umum bersama, lalu berpisah ditengah perjalanan. “ aku duluan ya…!, Bye…bye….!!! “ ucapku sambil melambaikan tangan kepada Lila, Dina dan Uswah. Selama ini kami selalu bersama, baik susah maupun senang kami lewati bersama dan kami bersahabat cukup lamanya. Tetapi kenapa sudah beberapa hari ini, aku merasa persahabatan kami agak merenggang. Aku bersama dengan Lila sedangkan Uswah bersama dengan Dina. Aku merasa ada pembatas antara kami. Kepercayaan sedikit hilang. Banyak hal yang aku dan Lila sembunyikan ataupun sebaliknya Uswah dan Dina. Aku merasa cukup kehilangan dan sedih. “ Ada apa dengan persahabatan kami saat ini?? “ tanyaku dalam hati.“ apa penyebab ini semua, apakah bisa kami seperti dulu lagi, bercanda tawa dengan lepasnya tanpa adanya pembatas antara kami? “ sekali lagi aku bertanya pada diriku, tetapi sampai saat ini aku belum mendapatkan jawabannya. Kupandangi foto dalam bingkai, foto kami berempat. Aku, Lila, Dina dan Uswah. Sungguh satu persahabatan dalam hidupku yang begitu indah dan mengasyikan. Satu hal yang kusesali saat ini, “ mengapa aku harus egois dan diam saat melihat persahabatan ini hancur??! “ sesalku dalam hati. Perjalanan hidup memang panjang. Membawa pertemuan dan perpisahan. Hari ini aku bertemu, besok aku berpisah. Namun seiring waktu berjalan kita tetap harus menjalani hidup ini dan memikirkan tujuan masa depan kita. Walaupun persahabatan ini bukan yang pertama bagiku, tetapi satu persahabatan inilah yang dapat membuat hari – hari dalam hidupku menjadi lebih bermakna.
Cinta Perlu Dikatakan
Rika adalah seorang cewek periang dan selalu tersenyum dan tak pernah menangis tapi dia juga merasakan kurangnya perhatian, dia juga merupakan salah satu karyawati di perusahaan. Dia berumur 21 tahun untuk saat ini. Tak hanya itu saja, di kantornya dia juga dikenal sebagai orang yang sangat cuek terhadap semua hal dan sekaligus centil. Dia bekerja sebagai administrasi ditempat perusahaan itu. Selama 2 tahun dia bekerja di perusahaan itu, dia tak pernah merasakan yang namanya cinta, dia selalu tak ingin merasakan rasa itu karena dia tak ingin merasakan sakit hati lagi untuk kedua kalinya. Semenjak dia bertemu dengan teman kantornya yang baru masuk 4 bulan, dia namanya Andrew. Akhirnya mereka menjadi teman yang akrab banget. Mereka saling cerita satu sama lainnya jika ada suatu masalah. Suatu saat di dalam kantor, Andrew baru datang ke kantor dan dia melewati ruangan Rika, disana dia lihat kalau Rika kelihatannya sakit maka Andrew pun menghampiri Rika.“Kau sakit Rika…?” Tanya Andrew“Ya nih…kepala aku tiba-tiba sakit.” Jawab Rika“Kalau begitu, kamu ijin pulang saja Rika.” Tanya Andrew“Nggak usahlah, sebentar lagi pasti sembuh. Sudah kamu ke ruangan kamu saja.” Jawab Rika Setelah itu Andrew pun meninggalkan Rika sendirian diruangannya, dan Andrew langsung menuju ruangannya sendiri. Akhirnya mereka berdua melakukan tugasnya masing-masing. Sampai akhirnya Rika yang pertamanya merasakan sakit kepala dan sudah mulai baek sedikit demi sedikit, dia pun melakukan dan mengerjakan tugasnya dengan semaksimal mungkin dengan keadaannya yang kurang sehat. Waktu tak terasa cepat karena terlalu sibuk dan asyik dengan tugasnya masing-masing sampai waktu untuk makan siangpun mereka tidak tahu. Sekitar jam 12.35 Rika melihat sebuah jam yang terpasang di dinding ruangannya.“Kok sudah jam 12.35 ya!” kata Rika seorang diri dengan nada terkejut.Setelah Rika tahu kalau jam sudah menunjukkan pukul 12.35 maka Rika langsung menghubungi Andrew yang sedang asyik membuat laporan kegiatan penjualan untuk event minggu kemarin.“Mas, kamu tidak makan siang? Sekarang sudah pukul 12.35 loh!” Tanya Rika“Ya, aku mau makan siang tapi sebentar lagi soalnya tugas aku belum selesai Rika !” jawab Andrew“Oh… gitu!” kata Rika“Kamu makan duluan saja, apalagi sekarang kamu kurang sehat.” Tanya Andrew“Nggak ah, aku nunggu kamu saja. Entar kita makannya bersama saja.” Kata Rika“Ok..kalau begitu.! Entar kalau aku sudah selesai, aku akan hubungi kamu,Rika!” kata AndrewSetelah percakapan itu selesai, maka Rika menutup teleponnya dan langsung bermain dengan komputernya itu, dia membuka email barangkali ada email baru yang masuk serta dia melakukan browsing diinternet sambil menunggu Andrew menghubungi dia. Tak lama kemudian pukul menunjukkan 13.00 saat Rika melihat jam yang terpasang di dinding ruangannya, maka bebrepa menit setelah itu, telepon ruangannya berdering dan dia pun sangat terkejut dengan nada dering tersebut, akhirnya dia langsung menerima telepon itu.“aku sudah selesai, sekarang kamu siap-siap ya..untuk makan siang.” Kata Andrew“Yup….aku tunggu disini ya mas.” Kata RikaAkhirnya Andrew menutup teleponya dan dia langsung menuju kelantai satu dan menghampiri Rika. Setelah itu, mereka pun makan bersama-sama. Tak hanya satu kali, dua kali mereka selalu makan bersama-sama tapi sudah sering kali mereka melakukan itu jika Andrew masih dikantor tapi jika Andrew ada tugas diluar kantor, maka Rika pun makan siang sendirian dan Andrew pun tak lupa untuk menghubungi Rika dan menayakan kepada Rika kalau dia sudah makan atau belum. Sampai-sampai dengan kedekatan mereka berdua yang terlalu dekat, maka semua orang mengira kami berdua sedang berpacaran satu sama lain. Padahal kami berdua tidak berpacaran tapi kami hanya berteman saja, mungkin mereka semua mengira kami berpacaran karena perhatian kami terlalu berlebihan satu sama lainnya Tapi Rika dan Andrew merasa cuek kalau mereka berdua digosipkan kalau mereka sedang pacaran. Mereka berdua bisa cocok karena masa lalu yang mereka sama, yaitu sama-sama pernah disakiti karena cinta, maka dari itu mereka merasa kalau mereka punya pengalaman yang sama tentang cinta. Sedangkan Andrew itu seorang cowok pendiam, tak banyak kata dan pemalu. Akibat dari gossip-gosip yang selama ini didengar kalau mereka sedang pacaran, maka secara tak sadar mereka berdua telah merasakan cinta pada satu sama lain, tapi mereka berdua memungkiri akan perasaan itu. Rika pun termenung memikirkan hal itu, tiba-tiba Rika terkejut dengan kedatangan Novi. Novi menghampirinya.“Kenapa kamu melamun, Rika! Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Novi“Nggak papa kok, Nov.” jawab RikaRikapun tak berani mengatakan sesuatu tentang perasaan yang sekarang dia alami. Suatu saat Andrew mengajak Rika keluar setelah pulang kerja, setelah tiba disuatu tempat yang kita tempati untuk makan bersama-sama, tiba-tiba Rika mengalami sakit kepala lagi tapi sakit kepala ini sering terjadi, dan Andrew langsung menyandarkan kepala Rika ke pundak Andrew dan bertanya ke Rika.“Kamu minum Obat ya…” tanya Andrew“Nggak usah, sebentar lagi hilang kok, ini sudah sering terjadi.” Kata Rika“Kalau sudah sering terjadi, kenapa kamu tidak coba periksa sakit kepala kamu itu.” Tanya Andrew“Ahlah, mungkin sakit kepala biasa, nggak usah dibesar-besarkan.” Kata Rika“Ya sudah kalau begitu, kalau sakit kepala agak berkurang, kita akan pulang.” Kata Andrew“ Ok…”Kata RikaAkhirnya sakit kepala yang diderita Rika sudah membaik dan Andrew pun mengantarkan Rika untuk pulang kerumahnya. Dan setelah mereka sampai kerumah Rika, Andrew pun langsung berpamitan kepada Rika karena sudah larut malam. Andrew pun langsung meninggalkan Rika setelah mereka saling berpamitan. Setelah itu Rika memasuki rumahnya, setelah beberapa menit kemudian Rika pun kembali merasakan sakit kepala tapi sakit kepala saat ini tidak biasanya terjadi, sampai-sampai Rika pun pingsan dan terjatuh ke lantai tapi tak seorang pun tahu kalau Rika pingsan akibat sakit kepalanya, tiba-tiba menit kemudian kak David menemui Rika (adeknya) pingsan dilantai, dia langsung membawa Rika ke tempat tidurnya, saat dia melihat wajahnya Rika yang pucat dia langsung memanggil dokter untuk memeriksa Rika. Setelah dokter memeriksa Rika, dokter menyarankan untuk dibawa kerumah sakit untuk segera check up agar mengetahui apa yang terjadi. Dan david pun menceritakan kepada dokter yang selama ini Rika alami, maka dokter dengan segera menyarankan untuk membawa Rika ke rumah sakit. Akhirnya David pun membawa Rika kerumah sakit dengan keadaan Rika yang masih pingsan. Setelah sampai dirumah sakit, Rika pun langsung dicheck up oleh dokter dan David segera hubungi orang tuanya untuk mengabari kalau adeknya sedang dirawat. Setelah dokter keluar dari kamar rawatnya, dokter menuju ke david untuk memberitahukan kalau Adeknya saat ini telah mengalami kanker otak stadium 3 dan sisa hidupnya sekitar 5 bulan. Dan mengatakan juga kalau Rika saat sadar dari pingsan dan dia tak bisa menggerakkan badannya, maka dia akan lumpuh. Keesokan harinya, david menelpon kekantor untuk mengabari keadaan adeknya yang sekarang masih dirumah sakit. Setelah menit kemudian, Rika pun sadar dari pingsannya dan langsung bertanya kepada kak David.“Kak, aku ada dimana sekarang.” Tanya Rika“Kamu ada dirumah sakit, kemarin kamu pingsan.” Kata DavidKarena Rika terasa haus, maka dia ingin meraih sebuah gelas yang ada disampingnya, tapi tangannya tak bisa dia gerakkan sama sekali. Dia terkejut dan shock terima ini semuanya.“Kak, tangan dan kaki aku kenapa? Kok tak bisa aku gerakkan sama sekali.” Tanya Rika“Kamu yang sabar,dek! Kamu lumpuh dikarenakan……” kata david“Dikarenakan apa kak? Tolong jawab, jangan sembunyikan dari aku kak.” Kata Rika“Tapi kamu janji ya…kamu tak boleh patah semangat.” Kata David‘Ya kak, aku janji kok.” Jawab rika“Kamu terkena kanker Otak dan kelumpuhan kamu akibat penyakit itu.” Kata David“Hidup aku tinggal berapa bulan lagi kak?” Tanya Rika“sekitar 5 bulan tapi itu predeksi dokter, tuhan yang pastikan.” Kata davidRika dengan ketabahan dan kesabaran yang dia menerima apa yang dia alami saat ini. Tapi dia meminta kepada kakaknya agar semua temannya tak tahu serta dia meminta untuk dibawa kerumah. Dan akhirnya david pun membawa Rika pulang kerumah, tak hanya itu saja permintaan Rika pada kakaknya tapi dia juga menceritakan pada kakaknya kalau sebelum meninggal, dia ingin merasakan menjadi seorang pengantin yang cantik banget saat itu, tapi Rika sadar kalau tak ada seorangpun yang mau menjadi pengantin cowoknya, kak david pun tertawa pada Rika karena permintaan aku ini aneh banget, tak lama kemudian kak david menanyakan sesuatu pada Rika,”apakah kamu menyukai seseorang, sehingga kamu inginkan hal itu.” Dan Rika pun menjawab,” Ya..tapi dia tak menyukai aku.” Kak david pun bingung. Keseokan harinya, dokter datang untuk memeriksa Rika, dan dia bertanya kepada Rika, apa yang dia inginkan saat ini dan Rika pun menjawab dengan polosnya dan menceritakan semua keinginannya itu, dan dokter itu pun secara tiba-tiba mengajukan diri untuk menjadi pengantin cowoknya dan Rika pun terkejut. Dokter itu masih muda, kira-kira umurnya 25 tahun, namanya Ray. Dan keluarga Rika dan david menyetujui atas lamarannya Ray untuk menikahinya, karena demi permintaan Rika, orang tua mereka pun setuju akan hal ini. Dan Ray pun juga tahu kalau sampai saat ini kalau Rika masih cinta sama teman kantornya yang bernama Andrew. Mereka langsung mempersiapkan acara pernikahan mereka, acara pernikahan mereka diadakan setelah 2 bulan waktu Rika mengetahui kalau dirinya sakit. Setelah undangan pernikahan Rika dan Ray selesai, maka Rika minta Ray untuk mengantarkannya ke kantor untuk memberi undangan tersebut serta mengundurkan diri dari tempat kerjanya karena dia tak mungkin bisa kerja. Selama dia tidak masuk kerja, dia digantikan oleh partner kerjanya bernama Dino. Keesokan harinya Ray mengantar Rika ke tempat kerjanya, setelah sampai disana, Ray menuntun kursi roda yang diduduki oleh Rika. Dan Rika melihat semua teman kantornya sedang memandang keadaan dia sekarang. Rika pun lansung menanyakan dimana Pak Richard (manager),dan Nila pun mengatakan kalau beliau ada di ruangannya yang berada dilantai 2. Akhirnya Rika di bopong oleh Ray dan Nila pun membawa kursi roda itu untuk menuju keruangannya Pak Richard, sampai dilantai 2, sama yang aku lihat tadi semuanya memandang aku terutama Andrew, dia melihat aku dengan terkejut. Akhirnya Ray mewakili Rika untuk menghadap Pak Richard, dan Rika pun dibawa keruangannya Andrew karena dia ingin bicara sesuatu padanya. Saat didalam, dia mengatakan kalau selama ini dia cinta pada Rika, Rika sangat senang sekali kalau Andrew juga cinta pada Rika dan Andrew juga tahu kalau Rika juga cinta pada Andrew, tapi Rika mengatakan kalau semuanya sudah terlambat,dan dia mengatakan kalau Rika sebentar lagi mau nikah sambil memberikan sebuah undangan pernikahannya. Dan Andrew bertanya pada Rika.“Dengan siapa?” Tanya Andrew“Kamu lihat cowok yang anterin aku tadi. Dia adalah tunangan aku, namanya Ray dan dia seorang dokter aku.” Kata Rika“Dokter aku, maksudnya?” Tanya Andrew“Maksud aku dokter kok.” Jawab Rika dengan menyembunyikan penyakitnya.Andrew pun dengan rasa sakit hati mendengar kabar itu tapi dia berpura-pura bahagia mendengar kabar itu. Beberapa menit kemudian, Ray keluar dari ruangannya Pak Richard dan membawa Rika keluar dari ruangan Andrew, dan akhirnya mereka keluar dari kantor dan menuju kerumah. Setelah 2 bulan kemudian, acara pernikahannya Rika dan Ray telah dimulai, semua temannya Ray dan Rika datang begitu juga dengan Andrew, seorang yang dia sayangi sampai saat ini. Andrew datang ke acara pernikahan itu hanya sebentar saja setelah mengucapkan selamat, setelah itu dia langsung keluar dari acara itu. Setelah nikah, Ray tak pernah satu kalipun menyentuh Rika karena dia tahu kalau sampai saat ini Rika masih cinta pada Andrew. Mereka berdua menjalani kehidupannya yang biasa apalagi Rika, dia selalu memikirkan berapa lama dia masih bisa hidup sedangkan Ray selalu memperhatikan Rika dengan kasih sayangnya. 3.5 bulan telah berjalan, Rika pun mencapai kebahagiaan yang terakhir untuk dapat memandangi dunia ini, Akhirnya Rika pun meninggal dunia dengan tersenyum. Setelah 1 minggu setelah pemakaman Rika, Ray pun tak sengaja ketemu sama Andrew dan Andrew pun menanyakan keadaan Rika. Ray pun menjelaskan bagaimana keadaan Rika saat ini dan Andrew pun terkejut kalau Rika sudah tiada dan apalagi dia tak pernah cerita tentang keadaannya pada dia, Ray pun menjelaskan kenapa Rika lakukan itu semua karena Rika sampai akhir hidupnya masih sayang sama Andrew, Andrew pun menyesal kenapa saat itu dia tak mengungkapkan rasa cintanya pada Rika. Sebenarnya Cinta yang dimiliki Andrew dan Rika harus diungkapkan biar semuanya tak saling paham sampai dia menyesal, dan dia paham apa yang dilakukan untuk menunjukkan kalau dia sayang sama Rika, harus dikatakan, karena cinta perlu dikatakan.
"SaHaBaT"
kuingin seperti kapas ada tuk membalut tubuh mu
kuingnin seprti darah mengalir di setiap nadi mu
ku ingin seprti udara mngisi setiap ruang kosong di jiwamu
tapi yang pasti kuingin menjadi sahabatmu
menemani setiap langkah kakimu
===
o,,,o /),/)
( ‘ ; ‘ ) ( ‘ ; ‘ )
(,,)–(,,)(,,)–(,,)
Kau dan Aku..
fren 4ever..!
===
Q tak pRnh brHarAp mjDi or6 trPNtin9 dLm hDUp m0e…!!!
Q hNy in9n sWtu hri nNti jkA qM mNdn6ar nm Q…,qM kn tr5nyUm dAn brKAta…
,,, “ITU SAHABAT Q” ,,,
===
Sahbt tdk hny org yg slalu ada d dkt qta,tp dylh org yg slalu ada dstiap doa qta.
Tdk hny mw mnrma qta pa adany tp dyalah org yg bs mbwt pta tmpl pa adanya
===
bagi Quh ,,engkau L Temand sejati
,kw sedih,,Quh ikut sedih.
Kw bahagia Quh jg bhgia
kw terjun ke juran
Quh hanya melihat
& berteriak ………
woiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
dah mati beyom…
===
SAHABATTTT
eMANG KDAng SnDAL
bs GnTiiN SpAtU
LebAH BS GNtiiN KPU2
Li2n Bs gNTiiN lMPu
bAmBU BS gNTiiN kAyU
TaaaaPiiiiiii….
pERLU Kmu TAw..
bahWA gK DA yg bs gntiiN KMu UnTuk jDi SaHaBaTkU……
===
1001 9URAuan,bLm tENtU bsa men9ukir sAtu sNYUman..
tPi hYa dgn sAtu sIndiraN CkuP Melukai hatiE satue oran9 & hanya DgaN saTU smz cKup
meMBKTikAn bAhwA aX msIEh IN9at kaMU …
===
Shbt yg briman ibrt mentri yg mnynri..
Shbt yg stia bgai pwangi..
Shbt sjati mjd pndorong..
Shbt brhati mulia mbw qta kjalan TUHAN..
===
Sgegam tnAH Bs mjd GUNUNG,
sttes air bs mJd LaUTAN,
sbtg kayu bs mjd RUMAH
skta kju2rn bs mjd KBHAGIAAN..
Serba 'S'
Saya Sampaikan Secara Sukacita: “Salam Sukses Selalu, Semoga Sama-Sama Senantiasa Senang. Serta Selamat, Sentausa, Sehat, Semangat, Sejahtera, Sakinah, Siap-Sedia Sokong Siapa Saja (Selain Suap), Saling Setia, Seiya Sekata, Sabar, Suci, Spesial, Simpatik, Sukarela, Sopan-Santun, Suka Sumbang Saudara-Saudari, Sederhana, Sahaja, Susah-Sedih Senantiasa Selalu Sama-Sama (Sedangkan Senang Suka Sendiri-Sendiri), Sekali-Sekali Sempat Suka Senyum-Senyum Sendiri Sana-Sini... Sebagainya… Sebagainya… Seterusnya Sampai Selamanya”.
Sekian Sumpah-Serapah Singkat Saya Sampaikan Sekalian Semua Secara Sempurna, Semesta, Seutuhnya, Sekaligus, Serempak, Serta Sesingkat-Singkatnya (Sepertinya Sih).
Simaklah Sebuah Syair Sahabat Saya (Si Superman, Sang Selebritis Sinting, Suka Sekali Sikut-Sana-Sikut-Sini, Seperti Seorang Siluman Setan Saja Sifatnya): “Suer… Saya Sungguh-Sungguh Sangat Serius Sekali Saat-Saat Sekarang, Seperti Saat-Saat Saya Selagi Statusnya Sedang-Sedang Saja”.
Serta Simaklah Salah-Satu Semboyan Spiritual Super-Spektakuler Saya (Saya Sudah Simpan Sejak Saya Sedang Sibuk-Sana-Sibuk-Sini Serta Stres Sendirian Saja): “Syukurilah Semuanya Serta Sedekahlah, Sebelum Saat Semuanya Sirna Serta Sia-Sia”.
Selesai Sesudah-Sudahnya! Sekian Serta Salam Semuanya.
Apa sich komentar orang-orang tentang COWOK n CEWEK !?
*KO : Komentar Orang*
#Nah, qta mulai yach!!#
Meja kerja laki-laki berantakan
KO : Dia memang pekerja keras
Meja kerja perempuan berantakan
KO : Cewek apaan tuh? Ngerapiin meja meja aja nggak becus...
Laki - laki bekerja menikah
KO : Dia pasti akan bekerja lebih baik karena hidupnya bakalan lebih teratur
Perempuan bekerja menikah
KO : Deeuuuuuu.... paling entar habis hamil juga keluar dia...
Laki - laki ngobrol saat jam kerja
KO : Kalau udah ngomongin bisnis, lupa lunch
Perempuan ngobrol pada saat jam kerja
KO : Dasar tukang ngerumpi !!!
Laki-laki nggak ada di meja kerja
KO : Sedang tugas luar
Perempuan nggak ada di meja kerja
KO : Jangan2 ngeluyur ke mall
Laki-laki keluar dapet pekerjaan baru
KO : Emang pintar cari prospek dia
Perempuan keluar dapet pekerjaan baru
KO : Emang perempuan nggak bisa dipercaya
Foto keluarga di meja laki-laki
KO : Hem. . . bapak teladan dan setia
Foto keluarga di meja perempuan
KO : Ah. . . dia sich emang mentingin keluarga dari pada kerjaan. . .
Laki - laki nongkrong di depan komputer
KO : Memang klo ide sedang datang suka lupa waktu
Perempuan nongkrong di depan komputer
KO : Wah. . . kayak laki-laki aja...
Laki-laki selingkuh
KO : Memang kodratnya....
Perempuan selingkuh
KO : Idiiiiiihhhh amit-amit....
Laki-laki bujang usia tiga lima
KO : Matang
Perempuan bujang usia tiga lima
KO : Perawan tua. . .
Laki-laki banyak temen lawan jenis
KO : Pasti humoris, enak diajak ngomong, pantes diajak jalan
Perempuan banyak teman lawan jenis
KO : Piala bergilir. . .
Laki-laki dapet promosi jabatan
KO : Emang kalo prestasi bagus rejeki nggak kemana
Perempuan dapat promosi jabatan
KO : Ssssttt.... Bos ada mau. .
Ditraktir Gituy Loh..!!
Merokok
Seorang ibu sedang memarahi anaknya yang ketahuan merokok.
Ibu : "Kamu masih kecil sudah merokok mau jadi apa nanti kamu?"
Anak : "Oh maaf bu saya hanya memberi contoh ke adik-adik."
Ibu : "Memberi contoh supaya adikmu ikut-ikutan merokok?"
Anak : "Oh tidak bu saya hanya memberi contoh kalau merokok itu... pasti kena marah ibu."
Jumat, 22 Januari 2010
Cinta Pertama dan Terakhir - Sherina
Sebelumnya tak ada yang mampu
Mengajakku untuk bertahan
Di kala sedih
Sebelumnya ku ikat hatiku
Hanya untuk aku seorang
Sekarang kau di sini hilang rasanya
Semua bimbang tangis kesepian
Reff:
Kau buat aku bertanya
Kau buat aku mencari
Tentang rasa ini
Aku tak mengerti
Akankah sama jadinya
Bila bukan kamu
Lalu senyummu menyadarkanku
Kau cinta pertama dan terakhirku
Sebelumnya tak mudah bagiku
Tertawa sendiri di kehidupan
Yang kelam ini
Sebelumnya rasanya tak perlu
Membagi kisahku saat ada yang mengerti
Sekarang kau di sini hilang rasanya
Semua bimbang tangis kesepian
Repeat Reff
Bila suatu saat kau harus pergi
Jangan paksa aku 'tuk cari yang lebih baik
Karena senyummu menyadarkanku
Kaulah cinta pertama dan terakhirku
Repeat Reff
Rasa Ini - Vierra
Ku tak percaya kau ada di sini
Menemaniku di saat dia pergi
Sungguh bahagia kau ada di sini
Menghapus semua sakit yang kurasa
*
Mungkinkah kau merasakan
Semua yang ku pasrahkan
Kenanglah kasih..
Reff :
Ku suka dirinya, mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku
Kau pernah menjadi , menjadi miliknya
Namun salahlah aku, bila ku pendam rasa ini
Na nana nanana nana nanana
Back to *, Reff
Sabtu, 09 Januari 2010
Pemuja Rahasiaku Bikin Stress!
Satu senyum darimu dapat hadirkan sejuta bahagia untukku karena semangatku tercipta dari senyummu. By Pemuja Rahasiamu.
Lagi-lagi Sila mendapatkan puisi indah dalam secarik kertas yang diselipkan dalam tasnya.
"Orang ini siapa sih? Kurang kerjaan banget nggak capek apa ciptain puisi untuk aku plus bikin aku penasaran melulu" ketus Sila dalam hati.
Setiap malam sebelum tidur dia harus diliputi rasa penasaran akan pemuja rahasianya dan membulatkan tekadnya untuk cari tahu sebelum keburu mati penasaran nggak ke langit nggak ke tanah bergaun putih terkatung-katung di udara, ketawa kayak nenek lampir. Lamunannya yang aneh menutup aktifitasnya untuk hari ini membawanya dalam tidur nyenyak.
Matahari bersinar cerah menemani harinya menuju sekolah. Penampilannya begitu perfect, satu hal yang membuat orang tak bisa lupa ma dia karena memiliki senyum yang maniezt dan wajahnya yg imoet membuat orang yang melihat gemes.
"Non! Ada cerita apalagi yang lo bawa dari rumah? Btw dapat puisi apalagi nich kemarin?" tanya Irva penuh penasaran.
"Nih aku dapat puisi lagi kemarin tapi aku dah mau cari tahu tu puisi dari siapa. Mau bantuin nggak?"
"Yupz gw ikut bantuin. Siapa tau aja pemuja rahasia lo itu penunggu kelas ini!" cerocos Irva sambil cekikikan sendiri.
"Km itu mau bantuin atau cuma mau ngejek aja. Nggak lucu kalie dapat pemuja rahasia yang ternyata hantu kesasar nggak tahu mana pintu akherat mana pintu kelas" balas Sila yang cerewetnya minta ampun.
Sepanjang hari Sila cuma mengawasi tasnya dari kejauhan siapa tahu bisa ketemu ma si pemuja rahasia. Tiba-tiba Sila dan Irva kaget ketika melihat cleaning servis sekolahnya yg udah tua tp sok ganteng itu menghampiri tas Sila dan menaruh secarik kertas. Melihat hal itu Irva tak dpt menahan tawa lagi sebaliknya Sila memasang muka yang paling masam yang pernah dilihat Irva dan hanya menambah cekikikan sahabatnya itu. Mereka berdua pun segera ke kantin.
"Gw salut ma lo Sil aki-aki aja kLEPek-kelepek ma lo!" ejek Irva.
"Udah dech nggak usah bahas masalah itu. Padahal aku kira yang nulis tu puisi Gabriel kek si jago basket yang jadi pujaan siswi-siswi di sekolah ini atau nggak si Randi ketua osis yang super keren eh malah dapat aki-aki"
Setelah menghabiskan makanan yang mereka pesan, mereka segera ke kelas untuk membaca puisi yang ada dalam tas Sila.
Senandung malam ini sangat menyenangkan. Lantunan musik mengiringi hari, pengganti sang kasih menanti hari indah menggapai semua mimpi. Ku pandangi langit malam menatap bintang namun hanya senyum diwajahmu yang membuat malam ini kan terus indah. Terima kasih telah memikirkanku tiap malam. By Pemuja Rahasiamu
Rasa kesal dihati Sila semakin menjadi-jadi. Yang ada dipikirannya sejuta makian untuk si aki-aki.
"Ir ntar temani aku nemuin tu aki-aki."
"Namanya Mang Darmo, Sil."
"Mo siapa kek namanya yang jelas ntar aku mau maki-maki dia."
Bel sekolah berbunyi menandakan usai sudah pelajaran untuk hari ini. Sila dan Irva segera menemui Mang Darmo sebelum dia pulang.
"Mang Darmo apa-apaan sih pakai acara ngasih aku puisi-puisi cinta?! Nggak liat umur banget"
"Non ini kenapa? Mang Darmo kagak pernah atuh neng kirim puisi buat neng Sila, kan dah ada anak bininya Mang Darmo."
"Trus ngapain Mang Darmo naruh sesuatu di tasnya aku?"
"Ooo...Yg itu toh, itu bukan dari Mang Darmo!" tiba-tiba ada suara nyerocos dari belakang.
Kaget bukan kepalang ternyata yang bicara itu Gabriel si jago basket sekolah yg jg salah satu pujaan Sila.
"Gabriel..! Sejak kapan disitu?"
"Dari tadi dengerin nona cantik ngomel-ngomel."
Pipi Sila langsung memerah dapat pujian dari cowok terpopuler.
"Kok bengong Sil?"
"ah...Nggak..Yang naroh puisi itu kamu ya?"
"Iii..Jangan GR dulu, bukan aku kali yang buatin km puisi!"
Sila nampak kecewa padahal dah terlanjur senang.
"Mungkin belum saatnya kamu untuk tahu Pemuja Rahasia kamu itu siapa!"
Makin penasaran aja Sila sejak kejadian sepulang sekolah tadi. Sampai di rumah dia hanya mengurung diri di kamar menebak-nebak siapa pemuja rahasianya itu. Tiba-tiba ibunya memanggil.
"Sil ada kiriman bunga untuk km! Ibu taruh di kamar km."
"Dimana Ma? Silanya nggak liat."
"Ada di meja belajar km."
"Iya ma dah ketemu."
Dgn perasaan deg-degan Sila membuka pesan yang ada dalam amplop bunga tersebut.
Aku rasa sudah saatnya km tahu aku siapa sebelum kamu nuduh orang lagi. Aku tunggu kamu di taman jam 5 sore dan aku harap kamu nggak kecewa setelah ngeliat aku. Harus datang ya!
Ternyata ibunya telat memberi tahu Sila skrang dah hampir jam 5, dia pun segera bersiap-siap utk ketemu si pemuja rahasianya itu.
Dari tadi Sila mencari-cari org yg menurutnya adalah si pemuja rahasianya tp tak ada satupun yg nyamperin.
Sila tersentak kaget ketika ada yg menepuk bahunya dari belakang.
"Hey Sil! Dah lama nunggu ya?"
"K..Km yah yang selalu ngirimin aku puisi?"
"Iya ini aku, si pemuja rahasiamu."
Sila kagum dengan sosok cute di depannya itu, melebihi Gabriel dan Randi. Sila tersadar trus dari mana org ini bisa tahu ma dia apalagi semenjak sekolah dia belum pernah ngeliat orang ini.
"Btw kita pernah ketemu dimana? Secara kayaknya kita nggak satu sekolahan trus bisa nebak seluruh kegiatan aku."
"Km emg nggak pernah liat aku secara cuma sore ini aku bisa nampakin diri"
"Mksd km?"
Sila melongo mendengar jawaban dari si pemujanya itu dan lebih herannya lg ketika dia menatap org yg di depannya itu, kakinya ngamban nggak nyentuh tanah.
"Ha..Ha..Hantu!"
Bruuuuk.. Tubuh Sila jatuh dr ranjangnya.
"Aduh..Sakit!" keluh Sila sambil memegang bokongnya yg sakit.
"Huff..Cuma mimpi..Aaaa...Telat!"
Lagi-lagi Sila mendapatkan puisi indah dalam secarik kertas yang diselipkan dalam tasnya.
"Orang ini siapa sih? Kurang kerjaan banget nggak capek apa ciptain puisi untuk aku plus bikin aku penasaran melulu" ketus Sila dalam hati.
Setiap malam sebelum tidur dia harus diliputi rasa penasaran akan pemuja rahasianya dan membulatkan tekadnya untuk cari tahu sebelum keburu mati penasaran nggak ke langit nggak ke tanah bergaun putih terkatung-katung di udara, ketawa kayak nenek lampir. Lamunannya yang aneh menutup aktifitasnya untuk hari ini membawanya dalam tidur nyenyak.
Matahari bersinar cerah menemani harinya menuju sekolah. Penampilannya begitu perfect, satu hal yang membuat orang tak bisa lupa ma dia karena memiliki senyum yang maniezt dan wajahnya yg imoet membuat orang yang melihat gemes.
"Non! Ada cerita apalagi yang lo bawa dari rumah? Btw dapat puisi apalagi nich kemarin?" tanya Irva penuh penasaran.
"Nih aku dapat puisi lagi kemarin tapi aku dah mau cari tahu tu puisi dari siapa. Mau bantuin nggak?"
"Yupz gw ikut bantuin. Siapa tau aja pemuja rahasia lo itu penunggu kelas ini!" cerocos Irva sambil cekikikan sendiri.
"Km itu mau bantuin atau cuma mau ngejek aja. Nggak lucu kalie dapat pemuja rahasia yang ternyata hantu kesasar nggak tahu mana pintu akherat mana pintu kelas" balas Sila yang cerewetnya minta ampun.
Sepanjang hari Sila cuma mengawasi tasnya dari kejauhan siapa tahu bisa ketemu ma si pemuja rahasia. Tiba-tiba Sila dan Irva kaget ketika melihat cleaning servis sekolahnya yg udah tua tp sok ganteng itu menghampiri tas Sila dan menaruh secarik kertas. Melihat hal itu Irva tak dpt menahan tawa lagi sebaliknya Sila memasang muka yang paling masam yang pernah dilihat Irva dan hanya menambah cekikikan sahabatnya itu. Mereka berdua pun segera ke kantin.
"Gw salut ma lo Sil aki-aki aja kLEPek-kelepek ma lo!" ejek Irva.
"Udah dech nggak usah bahas masalah itu. Padahal aku kira yang nulis tu puisi Gabriel kek si jago basket yang jadi pujaan siswi-siswi di sekolah ini atau nggak si Randi ketua osis yang super keren eh malah dapat aki-aki"
Setelah menghabiskan makanan yang mereka pesan, mereka segera ke kelas untuk membaca puisi yang ada dalam tas Sila.
Senandung malam ini sangat menyenangkan. Lantunan musik mengiringi hari, pengganti sang kasih menanti hari indah menggapai semua mimpi. Ku pandangi langit malam menatap bintang namun hanya senyum diwajahmu yang membuat malam ini kan terus indah. Terima kasih telah memikirkanku tiap malam. By Pemuja Rahasiamu
Rasa kesal dihati Sila semakin menjadi-jadi. Yang ada dipikirannya sejuta makian untuk si aki-aki.
"Ir ntar temani aku nemuin tu aki-aki."
"Namanya Mang Darmo, Sil."
"Mo siapa kek namanya yang jelas ntar aku mau maki-maki dia."
Bel sekolah berbunyi menandakan usai sudah pelajaran untuk hari ini. Sila dan Irva segera menemui Mang Darmo sebelum dia pulang.
"Mang Darmo apa-apaan sih pakai acara ngasih aku puisi-puisi cinta?! Nggak liat umur banget"
"Non ini kenapa? Mang Darmo kagak pernah atuh neng kirim puisi buat neng Sila, kan dah ada anak bininya Mang Darmo."
"Trus ngapain Mang Darmo naruh sesuatu di tasnya aku?"
"Ooo...Yg itu toh, itu bukan dari Mang Darmo!" tiba-tiba ada suara nyerocos dari belakang.
Kaget bukan kepalang ternyata yang bicara itu Gabriel si jago basket sekolah yg jg salah satu pujaan Sila.
"Gabriel..! Sejak kapan disitu?"
"Dari tadi dengerin nona cantik ngomel-ngomel."
Pipi Sila langsung memerah dapat pujian dari cowok terpopuler.
"Kok bengong Sil?"
"ah...Nggak..Yang naroh puisi itu kamu ya?"
"Iii..Jangan GR dulu, bukan aku kali yang buatin km puisi!"
Sila nampak kecewa padahal dah terlanjur senang.
"Mungkin belum saatnya kamu untuk tahu Pemuja Rahasia kamu itu siapa!"
Makin penasaran aja Sila sejak kejadian sepulang sekolah tadi. Sampai di rumah dia hanya mengurung diri di kamar menebak-nebak siapa pemuja rahasianya itu. Tiba-tiba ibunya memanggil.
"Sil ada kiriman bunga untuk km! Ibu taruh di kamar km."
"Dimana Ma? Silanya nggak liat."
"Ada di meja belajar km."
"Iya ma dah ketemu."
Dgn perasaan deg-degan Sila membuka pesan yang ada dalam amplop bunga tersebut.
Aku rasa sudah saatnya km tahu aku siapa sebelum kamu nuduh orang lagi. Aku tunggu kamu di taman jam 5 sore dan aku harap kamu nggak kecewa setelah ngeliat aku. Harus datang ya!
Ternyata ibunya telat memberi tahu Sila skrang dah hampir jam 5, dia pun segera bersiap-siap utk ketemu si pemuja rahasianya itu.
Dari tadi Sila mencari-cari org yg menurutnya adalah si pemuja rahasianya tp tak ada satupun yg nyamperin.
Sila tersentak kaget ketika ada yg menepuk bahunya dari belakang.
"Hey Sil! Dah lama nunggu ya?"
"K..Km yah yang selalu ngirimin aku puisi?"
"Iya ini aku, si pemuja rahasiamu."
Sila kagum dengan sosok cute di depannya itu, melebihi Gabriel dan Randi. Sila tersadar trus dari mana org ini bisa tahu ma dia apalagi semenjak sekolah dia belum pernah ngeliat orang ini.
"Btw kita pernah ketemu dimana? Secara kayaknya kita nggak satu sekolahan trus bisa nebak seluruh kegiatan aku."
"Km emg nggak pernah liat aku secara cuma sore ini aku bisa nampakin diri"
"Mksd km?"
Sila melongo mendengar jawaban dari si pemujanya itu dan lebih herannya lg ketika dia menatap org yg di depannya itu, kakinya ngamban nggak nyentuh tanah.
"Ha..Ha..Hantu!"
Bruuuuk.. Tubuh Sila jatuh dr ranjangnya.
"Aduh..Sakit!" keluh Sila sambil memegang bokongnya yg sakit.
"Huff..Cuma mimpi..Aaaa...Telat!"
Jumat, 08 Januari 2010
Belajar Tentang cinta
MAMA mau bercerita untukku?” ”Tentang apa?” ”Soal cin… ta…,” ragu-ragu.
Pertanyaan Rosa sudah berulang dia lontarkan. Tetapi, ya tetapi, selalu saja Mama menjawab dengan pertanyaan pula. Sebel deh, batin Rosa. Sebenarnya Rosa ingin sekali mendengar pandangan dan sikap Mama tentang cinta. Ia menginginkan Mama tak perlu malu lagi bercerita soal cinta. Cinta bukan lagi tabu dibicarakan, diungkapkan, diceritakan. Apalagi usia Rosa kini sudah 16 tahun lebih 16 hari.
Mama menatap nanap pada Rosa. Rosa membalas tatapan Mama. Dalam hatinya ia tak hendak menunduk ditujah oleh pandangan Mama yang tampak menyelidik itu. Saat ia harus ”melawan” pandangan Mama. Tidak seperti sudah-sudah, mendengar orang yang tua usia darinya bicara tentang cinta, ia malu-malu. Seakan tabu.
”Mama mau bercerita untukku?”
”Tentang apa?”
”Ya, seperti kataku tadi. Cinta.”
”Untuk apa? Pentingnya apa buatmu? Apa manfaatnya kalaupun kau tahu tentang cinta?” Mama kembali mengumbar pertanyaan. Bertubi-tubi.
Ah, Mama. Rosa menggumam. ”Jelas ada dong, Ma. Kalau tak ada manfaatnya, kalau tak penting. Untuk apa Rosa tanya sama Mama?”
Hmmm. Mama diam. Untuk beberapa kejap lamanya. Zaman sudah sangat jauh berbeda dibanding sewaktu ia masih remaja dulu. Kini, anak seusia 16 tahun seperti Rosa, ingin mengetahui soal cinta. Langsung dari Mamanya.
”Tuh, kan Mama, selalu saja begitu…” Rosa agak merengek.
”Ya, habis pertanyaanmu aneh sih?” kata Mama yang selalu akhir ucapannya ditekankan dengan pertanyaan.
”Lo, memangnya kenapa Mama? Apa yang aneh, pertanyaan Rosa jelas kok.”
”Jelas menurutmu. Tetapi, menurut Mama kan aneh,” jawab Mama. Mama bayangkan sudah begitu majukah anak remaja sekarang? Sudah begitu beranikah remaja sekarang, seingga ia harus mempertanyakan soal cinta. Langsung pada orang tuanya?
Cinta. Mama sulit merumuskan, menuliskan, mengucapkannya dengan runtut dan rinci. Apa itu cinta? Dari banyak buku atau tulisan yang pernah Mama baca menyoal cinta, beragam pendapat jadinya. Semuanya berbeda. Semua bisa saja benar, bisa saja tidak begitu tepat.
Cinta dalam pengertian yang mana yang diinginkan Rosa? Cinta antarlain jenis: perempuan dan lelaki? Cinta dalam makna luas? Ah, Mama jadi dibuat pusing. Ya. Seandainya Papa masih bersama mereka, mungkin pertanyaan ini bisa diberitakan padanya dan Papa yang mungkin bisa menjawab.
Cuma Papa sudah tidak bersama mereka lagi. Mama bercerai dengan Papa sewaktu Rosa baru masuk kelas 1 SLTP. Papa diam-diam menikah lagi, dan Mama tak mau hidup dimadu. Akhirnya Mama minta dicerai, dan Rosa dibawa Mama. Sampai kini Mama tak menikah lagi. Hidup bersama Rosa. Untung Mama bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) bergolongan gaji cukup bagus.
Lalu, cinta dalam pengertian yang mana? ”Ah, Mama sulit menjawabnya, Rosa. Kalau Mama bisa, pasti akan Mama jawab. Lagi pula belum waktunya kamu bicar soal cinta…”
”Ah, Mama kuno. Kuno…,” Rosa merajuk.
”Apa orang yang tahu soal cinta, berarti modern? Apa orang yang hidupnya bebas adalah modern, sedang yang hidup dalam batas kewajaran kuno?” Mama bertanya.
Rosa gelagapan. Ia tak mengira pertanyaan Mama seperti itu. Tanpa menjawab, ia melengos, melangkah, dan masuk ke kamar tidurnya.
***
SEJAK tujuh bulan terakhir ini, Rosa berubah amat drastis. Mama memperhatikan perubahan pada diri Rosa. Gadis itu kerap berlama-lama di depan cermin. Memoles bibirnya dengan lipstik, menebalkan bulu alis dengan pinsil hitam, pakai wangi-wangian. Mama juga sempat mendapatkan celana panjang dan baju di dalam tas sekolahnya. Yang paling mencolok, Rosa punya handphone. Soal benda yang stau ini, Mama merasa tidak membelikannya. Dan, ketika Mama tanya dari mana ia dapat handphone itu, Rosa menjawab enteng: ”Uang tabungan Rosa dari jajan yang dikasih Mama…”
Rosa tumbuh dengan tubuh amat subur. Sangat pas dengan wajahnya yang memang cantik. Seperti Mama waktu remaja dulu. Yang membedakan Rosa dengan Mama semasa remaja, Mama mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayah. Ah, Rosa memiliki tubuh sebagai gadis remaja yang tidak memeroleh sentuhan itu dari Papa. Ia tumbuh menjadi remaja tanpa mendengar dan belaian tangan penuh kasih sayang dari sang Papa. Ia tumbuh dalam dekapan Mama. Ya, Mama. Mama yang supersibuk oleh pekerjaan-pekerjaan di kantornya. Sibuk sebagai kepala bagian di tempat kerjanya.
Dan, Rosa kadang hanya berdiskusi dengan Bik Iyah, pembantu yang bekerja di rumahnya sejak ia berusia enam tahun. Bi Iyah yang tak bisa diajak ngomong soal banyak hal. Tahunya hanya memanggil ”Oca sini, yuk emam.” Atau hal-hal yang sangat sepele.
Setelah kelas satu SMU, Rosa baru melihat dunia ini begitu luas. Seperti burung yang baru bisa terbang, ia mengepakkan sayapnya ke mana ia mau. Sayapnya mengepak bebas. Dan kembali ke sarang, ketika matahari terkadang telah tergelincir di Barat. Di rumah ia tak mendapatkan Mama menyambutnya. Mama akan kembali setelah jam 20.00. Lalu makan, lalu mandi air hangat, lalu bekerja lagi. Atau kalau kelelahan amat sangat, ia langsung menuju pembaringannya. Terlelap.
Padahal, Rosa ingin sekali mendapat sapaan dari Mama. Pertanyaan, misalnya, soal pelajarannya di sekolah. Soal keperluan apa yang diperlukan Rosa. Pendek kata, soal apa saja. Bahkan soal yang kadang sangat sepele dan ringan. Rosa ingin sekali itu. Bukan sapaan Bik Iyah yang cuma basa-basi terdengar di telanganya. Tak lebih pertanyaan seorang pekerja.
Kalau kini Rosa bertanya soal cinta, sepantasnyakah itu? Apakah pertanyaan itu hanya ingin menjebak Mama? Mama selalu berpikir egois. Mama pasti tahu tentang cinta, Rosa membatin, hanya Mama tak mau menceritakan. Mama seperti takut kalau pertanyaan itu akan mengusik perkawinannya. Ah, Mama. Ah…
Ceritakan padaku soal cinta, Mama. Soal kasih sayang. Apakah cinta, apakah kasih sayang itu? Apakah cinta itu seperti yang dilakukan Om Indra selama ini pada Rosa? Membelikan handphone, mengajak jalan-jalan ke pantai, ke bungalow, ke supermarket, makan di restoran mewah, masuk ke hotel, membelikan pakaian bagus-bagus dan berharga mahal?
Apakah kasih sayang itu, seperti ditunjukkan Om Indra di atas sedan mewahnya dengan membelai-belai rambutnya? Mencurahkan perhatian yang amat lebih padanya? Menjemput di ujung jalan setiap ia pulang sekolah, untuk kemudian membawanya jalan-jalan sepanjang siang hingga matahari tergelincir? Menelepon Rosa ke telepon genggamnya setiap hendak tidur setiap malam?
Sampai suatu kesempatan, Mama menjelaskan tentang cinta. Kata Mama, cinta adalah ketika seseorang memberikan sesuatu atau lebih kepada orang lain tanpa pamrih. Cinta adalah pengorbanan yang tulus, tiada harap apa-apa dari perbuatan itu. Cinta adalah sesuat yang memberi dan menerima dengan didasari oleh keikhlasan. ”Jadi, cinta itu keluar dari hati nurani yang suci,” kata Mama.
Sedangkan kasih sayang? ”Mama kira hampir sama, mungkin hanya bentuk atau wujudnya saja yang boleh saja berbeda. Tetapi, cukuplah itu saja, cerita tentang cinta dari Mama. Sebab, Mama tak banyak tahu, Mama bukan seorang pencerita soal cinta atau kasih sayang. Mama dan Papa sendiri gagal membangun dan menjaga cinta,” kata Mama pelan, pelan sekali.
Lalu, apakah hubungannya dengan Om Indra selama ini, bisa dikatakan cinta? Bisa diartikan kasih sayang? Om Indra terlalu banyak berkorban pada Rosa, dan tidak meminta balasan apa-apa. Kalau ia mau diajak ke berbagai tempat itu, karena senang dan karena butuh cinta dan kasih sayang itu.
Kalau Rosa kini sulit merumuskan soal cinta dan kasih sayang itu, karena cinta di zaman serbamodern ini seakan menjadi abu-abu. Kekerasan ada di mana-mana. Pembantaian terjadi hampir setiap hari. Masyarakat sipil tewas ditembak oleh tentara. Rakyat miskin makin bertambah setiap detik, sementara para pejabat asyik menyantap dari kekayaannya.
Sekejap kemudian, telepon genggamnya yang ada di dalam celana panjangnya bergetar. Ia ambil dan membaca tulisan di layar: SMS dari Om Indra, ”Om udah nunggu nih di tempat biasa, jadi kan sayang?”
Rosa memandang Mama. Di mata Mama ia seperti membaca bahwa Mama mencurigainya. ”Mau ke mana?”
”Belajar….”
”Kenapa tak di rumah saja?”
ìBete, Ma…”
Segera mengambil tas. Mengecup pipi Mama, kanan dan kiri. Melambai. Bagai burung, ia kepakkan sayapnya begitu berlalu dari ambang pintu. Memburu Om Indra yang tengah menanti. Belajar tentang cinta…*
Lampung, November 2002
Pertanyaan Rosa sudah berulang dia lontarkan. Tetapi, ya tetapi, selalu saja Mama menjawab dengan pertanyaan pula. Sebel deh, batin Rosa. Sebenarnya Rosa ingin sekali mendengar pandangan dan sikap Mama tentang cinta. Ia menginginkan Mama tak perlu malu lagi bercerita soal cinta. Cinta bukan lagi tabu dibicarakan, diungkapkan, diceritakan. Apalagi usia Rosa kini sudah 16 tahun lebih 16 hari.
Mama menatap nanap pada Rosa. Rosa membalas tatapan Mama. Dalam hatinya ia tak hendak menunduk ditujah oleh pandangan Mama yang tampak menyelidik itu. Saat ia harus ”melawan” pandangan Mama. Tidak seperti sudah-sudah, mendengar orang yang tua usia darinya bicara tentang cinta, ia malu-malu. Seakan tabu.
”Mama mau bercerita untukku?”
”Tentang apa?”
”Ya, seperti kataku tadi. Cinta.”
”Untuk apa? Pentingnya apa buatmu? Apa manfaatnya kalaupun kau tahu tentang cinta?” Mama kembali mengumbar pertanyaan. Bertubi-tubi.
Ah, Mama. Rosa menggumam. ”Jelas ada dong, Ma. Kalau tak ada manfaatnya, kalau tak penting. Untuk apa Rosa tanya sama Mama?”
Hmmm. Mama diam. Untuk beberapa kejap lamanya. Zaman sudah sangat jauh berbeda dibanding sewaktu ia masih remaja dulu. Kini, anak seusia 16 tahun seperti Rosa, ingin mengetahui soal cinta. Langsung dari Mamanya.
”Tuh, kan Mama, selalu saja begitu…” Rosa agak merengek.
”Ya, habis pertanyaanmu aneh sih?” kata Mama yang selalu akhir ucapannya ditekankan dengan pertanyaan.
”Lo, memangnya kenapa Mama? Apa yang aneh, pertanyaan Rosa jelas kok.”
”Jelas menurutmu. Tetapi, menurut Mama kan aneh,” jawab Mama. Mama bayangkan sudah begitu majukah anak remaja sekarang? Sudah begitu beranikah remaja sekarang, seingga ia harus mempertanyakan soal cinta. Langsung pada orang tuanya?
Cinta. Mama sulit merumuskan, menuliskan, mengucapkannya dengan runtut dan rinci. Apa itu cinta? Dari banyak buku atau tulisan yang pernah Mama baca menyoal cinta, beragam pendapat jadinya. Semuanya berbeda. Semua bisa saja benar, bisa saja tidak begitu tepat.
Cinta dalam pengertian yang mana yang diinginkan Rosa? Cinta antarlain jenis: perempuan dan lelaki? Cinta dalam makna luas? Ah, Mama jadi dibuat pusing. Ya. Seandainya Papa masih bersama mereka, mungkin pertanyaan ini bisa diberitakan padanya dan Papa yang mungkin bisa menjawab.
Cuma Papa sudah tidak bersama mereka lagi. Mama bercerai dengan Papa sewaktu Rosa baru masuk kelas 1 SLTP. Papa diam-diam menikah lagi, dan Mama tak mau hidup dimadu. Akhirnya Mama minta dicerai, dan Rosa dibawa Mama. Sampai kini Mama tak menikah lagi. Hidup bersama Rosa. Untung Mama bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) bergolongan gaji cukup bagus.
Lalu, cinta dalam pengertian yang mana? ”Ah, Mama sulit menjawabnya, Rosa. Kalau Mama bisa, pasti akan Mama jawab. Lagi pula belum waktunya kamu bicar soal cinta…”
”Ah, Mama kuno. Kuno…,” Rosa merajuk.
”Apa orang yang tahu soal cinta, berarti modern? Apa orang yang hidupnya bebas adalah modern, sedang yang hidup dalam batas kewajaran kuno?” Mama bertanya.
Rosa gelagapan. Ia tak mengira pertanyaan Mama seperti itu. Tanpa menjawab, ia melengos, melangkah, dan masuk ke kamar tidurnya.
***
SEJAK tujuh bulan terakhir ini, Rosa berubah amat drastis. Mama memperhatikan perubahan pada diri Rosa. Gadis itu kerap berlama-lama di depan cermin. Memoles bibirnya dengan lipstik, menebalkan bulu alis dengan pinsil hitam, pakai wangi-wangian. Mama juga sempat mendapatkan celana panjang dan baju di dalam tas sekolahnya. Yang paling mencolok, Rosa punya handphone. Soal benda yang stau ini, Mama merasa tidak membelikannya. Dan, ketika Mama tanya dari mana ia dapat handphone itu, Rosa menjawab enteng: ”Uang tabungan Rosa dari jajan yang dikasih Mama…”
Rosa tumbuh dengan tubuh amat subur. Sangat pas dengan wajahnya yang memang cantik. Seperti Mama waktu remaja dulu. Yang membedakan Rosa dengan Mama semasa remaja, Mama mendapat perhatian dan kasih sayang dari ayah. Ah, Rosa memiliki tubuh sebagai gadis remaja yang tidak memeroleh sentuhan itu dari Papa. Ia tumbuh menjadi remaja tanpa mendengar dan belaian tangan penuh kasih sayang dari sang Papa. Ia tumbuh dalam dekapan Mama. Ya, Mama. Mama yang supersibuk oleh pekerjaan-pekerjaan di kantornya. Sibuk sebagai kepala bagian di tempat kerjanya.
Dan, Rosa kadang hanya berdiskusi dengan Bik Iyah, pembantu yang bekerja di rumahnya sejak ia berusia enam tahun. Bi Iyah yang tak bisa diajak ngomong soal banyak hal. Tahunya hanya memanggil ”Oca sini, yuk emam.” Atau hal-hal yang sangat sepele.
Setelah kelas satu SMU, Rosa baru melihat dunia ini begitu luas. Seperti burung yang baru bisa terbang, ia mengepakkan sayapnya ke mana ia mau. Sayapnya mengepak bebas. Dan kembali ke sarang, ketika matahari terkadang telah tergelincir di Barat. Di rumah ia tak mendapatkan Mama menyambutnya. Mama akan kembali setelah jam 20.00. Lalu makan, lalu mandi air hangat, lalu bekerja lagi. Atau kalau kelelahan amat sangat, ia langsung menuju pembaringannya. Terlelap.
Padahal, Rosa ingin sekali mendapat sapaan dari Mama. Pertanyaan, misalnya, soal pelajarannya di sekolah. Soal keperluan apa yang diperlukan Rosa. Pendek kata, soal apa saja. Bahkan soal yang kadang sangat sepele dan ringan. Rosa ingin sekali itu. Bukan sapaan Bik Iyah yang cuma basa-basi terdengar di telanganya. Tak lebih pertanyaan seorang pekerja.
Kalau kini Rosa bertanya soal cinta, sepantasnyakah itu? Apakah pertanyaan itu hanya ingin menjebak Mama? Mama selalu berpikir egois. Mama pasti tahu tentang cinta, Rosa membatin, hanya Mama tak mau menceritakan. Mama seperti takut kalau pertanyaan itu akan mengusik perkawinannya. Ah, Mama. Ah…
Ceritakan padaku soal cinta, Mama. Soal kasih sayang. Apakah cinta, apakah kasih sayang itu? Apakah cinta itu seperti yang dilakukan Om Indra selama ini pada Rosa? Membelikan handphone, mengajak jalan-jalan ke pantai, ke bungalow, ke supermarket, makan di restoran mewah, masuk ke hotel, membelikan pakaian bagus-bagus dan berharga mahal?
Apakah kasih sayang itu, seperti ditunjukkan Om Indra di atas sedan mewahnya dengan membelai-belai rambutnya? Mencurahkan perhatian yang amat lebih padanya? Menjemput di ujung jalan setiap ia pulang sekolah, untuk kemudian membawanya jalan-jalan sepanjang siang hingga matahari tergelincir? Menelepon Rosa ke telepon genggamnya setiap hendak tidur setiap malam?
Sampai suatu kesempatan, Mama menjelaskan tentang cinta. Kata Mama, cinta adalah ketika seseorang memberikan sesuatu atau lebih kepada orang lain tanpa pamrih. Cinta adalah pengorbanan yang tulus, tiada harap apa-apa dari perbuatan itu. Cinta adalah sesuat yang memberi dan menerima dengan didasari oleh keikhlasan. ”Jadi, cinta itu keluar dari hati nurani yang suci,” kata Mama.
Sedangkan kasih sayang? ”Mama kira hampir sama, mungkin hanya bentuk atau wujudnya saja yang boleh saja berbeda. Tetapi, cukuplah itu saja, cerita tentang cinta dari Mama. Sebab, Mama tak banyak tahu, Mama bukan seorang pencerita soal cinta atau kasih sayang. Mama dan Papa sendiri gagal membangun dan menjaga cinta,” kata Mama pelan, pelan sekali.
Lalu, apakah hubungannya dengan Om Indra selama ini, bisa dikatakan cinta? Bisa diartikan kasih sayang? Om Indra terlalu banyak berkorban pada Rosa, dan tidak meminta balasan apa-apa. Kalau ia mau diajak ke berbagai tempat itu, karena senang dan karena butuh cinta dan kasih sayang itu.
Kalau Rosa kini sulit merumuskan soal cinta dan kasih sayang itu, karena cinta di zaman serbamodern ini seakan menjadi abu-abu. Kekerasan ada di mana-mana. Pembantaian terjadi hampir setiap hari. Masyarakat sipil tewas ditembak oleh tentara. Rakyat miskin makin bertambah setiap detik, sementara para pejabat asyik menyantap dari kekayaannya.
Sekejap kemudian, telepon genggamnya yang ada di dalam celana panjangnya bergetar. Ia ambil dan membaca tulisan di layar: SMS dari Om Indra, ”Om udah nunggu nih di tempat biasa, jadi kan sayang?”
Rosa memandang Mama. Di mata Mama ia seperti membaca bahwa Mama mencurigainya. ”Mau ke mana?”
”Belajar….”
”Kenapa tak di rumah saja?”
ìBete, Ma…”
Segera mengambil tas. Mengecup pipi Mama, kanan dan kiri. Melambai. Bagai burung, ia kepakkan sayapnya begitu berlalu dari ambang pintu. Memburu Om Indra yang tengah menanti. Belajar tentang cinta…*
Lampung, November 2002
Vidi Aldiano – Status Palsu
Separuh hati denganmu
Ku jalani cintaku
Berusaha ’tuk jadi kekasih
Aku menipu dirimu
Ku bilang cinta padamu
Tapi dariku itu yang terbaik
Kau bukan pilihan
Karna ku tak sedikitpun hasratku padamu
Reff :
Terpaksa aku mencintai dirimu
Hanya untuk status palsu
Setengah hati ku jalani cinta
Karena aku tak suka denganmu
Ku berikan cintaku
Meski tak stulus hatiku
Ku harapkan engkau tak pernah tahu
Rasa cintaku padamu hanya dibibir saja
Tak sedikitpun hati bicara
Semoga selama ini
Kau tak tahu bahwa sesungguhnya
Aku tak mencinta
Back to Reff
Jika aku bisa menjadi lelaki
Pujaan yang selalu engkau impikan
Back to Reff:
Jika Cinta Dia - Geisha
Terlampau sering kau buat air mataku
Tak pernah kau tahu dalamnya rasa cintaku
Tak banyak inginku jangan kau ulangi
Menyakiti aku sesuka kelakuanmu
Ku bukan manusia yang tidak berfikir
Berulang kali kau lakukan itu padaku
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
Reff:
Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti
Teramat sering kau membuat patah hatiku
Kau datang padanya tak pernah kutahu
Kau tinggalkan aku disaat ku butuh kan mu
Cinta tak begini selama ku tahu
Tetapi ku lemah karena cintaku padamu
*
Jika cinta dia jujurlah padaku
Tinggalkan aku disini tanpa senyumanmu
Jika cinta dia ku coba mengerti
Mungkin kau bukan cinta sejati dihidupku
Back to * 2x
Kini Kau Pergi
Sayang.....
Disaat ku membutuhkanmu
Mengapa engkau tega pergi jauh dariku
Disini ku benar-benar merasa sepi
Benar-benar sendiri
Entah mengapa hatiku selalu gelisah
Ku selalu memikirkan mu
Ku selalu merindukan mu
Tiada lagi yang dapat ku katakan
Ku benar-benar mencintai mu
Kasih... janganlah kau pergi dariku
Ku harap kau bisa mengerti smua isi hatiku
Disini, ditempat ini
Kan ku tunggu kehadiranmu lagi
Artimu Bagiku
Tanpa senyumanmu bahagiaku tak'kan sempurna...
Tanpa kehadiranmu hidupku terasa hampa...
Disetiap mimpi-mimpiku hanya kau yang slalu kudamba...
Disetiap langkah hidupku hanya kau yang slalu ku kutunggu...
Kasihmu meringankan derita hidupku...
Cintamu meluluhkan hatiku yang telah lama membeku...
Perhatianmu mengubah jalan hidupku...
Setiap detik ku'kan selalu mencintaimu,tanpamu ku bukanlah siapa-siapa...
Tak'kan ada badai yang meruntuhkan cintaku padamu...
Tak'kan ada ombak besar yang mengoyahkan hatiku untukmu...
Tak'kan ada lagi malam yang sunyi tanpa dirimu...
Ku'kan slalu mencintaimu setiap detik hidupku hingga nafas terakhirku...
Walau seribu derita kujalani ku'kan slalu mencintaimu...
Walau seribu cercaan kuterima ku'takkan berpaling darimu...
kau'kan slalu ada dihatiku sampai maut menjemputku...
Oh kekasih hatiku,kaulah anugerah terindah didalam hidupku...
Kamis, 07 Januari 2010
20 Fakta Unik Dan Lucu Antara Laki - Laki Dan Perempuan
1. Rata-rata perempuan tidur lebih lama 1 jam saat malam dari pada laki-laki.
2. Bayi perempuan cenderung lebih cepat berjalan dan berbicara, bayi laki-laki 2 bulan lebih lambat.
3. Lebih banyak kehamilan dan kelahiran dengan komplikasi (gangguan) saat mengandung bayi laki-laki ketimbang bayi perempuan.
4. Rata-rata berat otak laki-laki lebih berat 1,4 kg daripada berat otak perempuan.
5. Pergantian kelamin lebih banyak dilakukan oleh laki-laki.
6. Perempuan kurang mampu menahan dingin disebabkan permukaan kulit yang lebih besar, sehingga lebih suka pada suhu ruang yang lebih hangat.
7. Laki-laki lebih suka bicara langsung sesuai tujuannya, sementara pembicaraan perempuan terputus-putus dengan keraguan dan perasaan. Disebabkan serabut penghubung antara belahan otak kanan ( intuisi ) dan kiri ( logika ) lebih sedikit pada perempuan. Sehingga ekspresi perasaan lebih mudah terjadi pada perempuan.
8. Perempuan lebih baik indra penciumannya disebabkan tingginya hormon estrogen yang diketahui sebagai aktivator reseptor penciuman.
9. Perempuan mempunyai 75 % lebih banyak kelenjar keringat/peluh ( yang menghasilkan bau badan ) daripada laki-laki.
10. Kemampuan indra laki-laki untuk mengecap rasa masam, manis dan masin lebih rendah pada perempuan.
11. Lebih dari dua kali pada perempuan cenderung homoseksual (menyukai sesama jenis) pada usia 45 tahun daripada laki-laki.
12. Pada saat usia tua perempuan mengalami kerontokan rambut, pada usia yang sama sebagian besar laki-laki mengalami kebotakan. Kebotakan disebabkan produksi berlebihan dari hormon androgen (hormon laki- laki ).
13. Berpapasan dengan perempuan pada jalanan ramai, laki-laki menghadapkan tubuhnya menghadap perempuan yang dilewatinya. Perempuan cenderung membalikkan badan, sering secara tidak sadar menempatkan tangan di depan badannya untuk melindungi dada.
14. Kira-kira 48 % laki-laki mendengkur ketika tidur, hanya 22 % pada perempuan.
15. Laki-laki lebih banyak memilih merah, dan perempuan warna biru.
16. Perempuan rata-rata 153 detik berada di toilet, laki-laki 113 detik.
17. Satu berbanding empat, perempuan dibanding laki-laki yang berbicara gagap.
18. Penelitian di Amerika, perempuan menggunakan waktu hampir 2 kali lebih banyak untuk berbelanja dibanding laki-laki.
19. Perempuan secara umum yang lebih menentukan corak dan gaya pakaian yang dipakai.
20. Penelitian di England, anak laki-laki lebih mudah dibohongi/diperdaya daripada anak perempuan. Kalau di Indonesia ENTAHLAH...
Perbedaan Bahasa Antara Indonesia dan Malaysia
INDONESIA : Kementerian Hukum Dan HAM
MALAYSIA : Kementerian Tuduh Menuduh
INDONESIA : Kementerian Agama
MALAYSIA : Jabatan Kemajuan Islam Malaysia
INDONESIA : Angkatan Darat
MALAYSIA : Tentera Darat Malaysia
INDONESIA : Angkatan Udara
MALAYSIA : Tentera Udara Diraja Malaysia
INDONESIA : ‘Pasukaaan bubar jalan !!!’
MALAYSIA : ‘Pasukaaan cerai berai !!!’
INDONESIA : Merayap
MALAYSIA : Bersetubuh dengan bumi
INDONESIA : rumah sakit bersalin
MALAYSIA : hospital korban lelaki
INDONESIA : telepon selular
MALAYSIA : talipon bimbit
INDONESIA : Pasukan terjung payung
MALAYSIA : Aska begayut
INDONESIA : belok kiri, belok kanan
MALAYSIA : pusing kiri, pusing kanan
INDONESIA : Departemen Pertanian
MALAYSIA : Departemen Cucuk Tanam
INDONESIA : 6.30 = jam setengah tujuh
MALAYSIA : 6.30 = jam enam setengah
INDONESIA : gratis bicara 30menit
MALAYSIA : percuma berbual 30minit
INDONESIA : tidak bisa
MALAYSIA : tak boleh
INDONESIA : WC
MALAYSIA : tandas
INDONESIA : Satpam/sekuriti
MALAYSIA : Penunggu Maling
INDONESIA : Aduk
MALAYSIA : Kacau
INDONESIA : Di aduk hingga merata
MALAYSIA : kacaukan tuk datar
INDONESIA : 7 putaran
MALAYSIA : 7 pusingan
INDONESIA : Imut-imut
MALAYSIA : Comel benar
INDONESIA : pejabat negara
MALAYSIA : kaki tangan negara
INDONESIA :bertengkar
MALAYSIA : bertumbuk
INDONESIA : pemerkosaan
MALAYSIA : perogolan
INDONESIA : Pencopet
MALAYSIA : Penyeluk Saku
INDONESIA : joystick
MALAYSIA : batang senang
INDONESIA : Tidur siang
MALAYSIA : Petang telentang
INDONESIA : Air Hangat
MALAYSIA : Air Suam
INDONESIA : Terasi
MALAYSIA : Belacan
INDONESIA : Pengacara
MALAYSIA : Penguam
INDONESIA : Sepatu
MALAYSIA : Kasut
INDONESIA : Ban
MALAYSIA : Tayar
INDONESIA : remote
MALAYSIA : kawalan jauh
INDONESIA : kulkas
MALAYSIA : peti sejuk
INDONESIA : chatting
MALAYSIA : bilik berbual
INDONESIA : rusak
MALAYSIA : tak sihat
INDONESIA : keliling kota
MALAYSIA : pusing pusing ke Bandar
INDONESIA : Tank
MALAYSIA : Kereta kebal
INDONESIA : Kedatangan
MALAYSIA : ketibaan
INDONESIA : bersenang-senang
MALAYSIA : berseronok
INDONESIA : bioskop
MALAYSIA : panggung wayang
INDONESIA : rumah sakit jiwa
MALAYSIA : gubuk Gila
INDONESIA : dokter ahli jiwa
MALAYSIA : Dokter Gila
INDONESIA : narkoba
MALAYSIA : dadah
INDONESIA : pintu darurat
MALAYSIA : Pintu kecemasan
INDONESIA : hantu Pocong
MALAYSIA : hantu Bungkus
Waspada Terhadap Lagu Anak - Anak !!
Balonku ada 5...rupa-rupa warnanya...
merah, kuning, kelabu...merah muda dan
biru...meletus balon hijau, dorrrr!!!"
Perhatikan warna-warna kelima balon tersebut, kenapa tiba-tiba muncul warna hijau? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!
"Aku seorang kapiten...mempunyai pedang
panjang...kalo berjalan prok...prok...
prok...aku seorang kapiten!"
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya(inkonsistensi). Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi:
"mempunyai sepatu baja(bukan pedang panjang)
...kalo berjalan prok..prok...prok.."
Nah, itu baru klop!
jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi:
"mempunyai pedang panjang...kalo berjalan
ndul..gondal. .gandul...atau srek...srek...srek..."
Itu baru sesuai dengan kondisi pedang panjangnya.
"Bangun tidur ku terus mandi...tidak
lupa menggosok gigi...habis mandi ku
tolong ibu...membersihkan tempat tidurku..."
Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang.
"Naik-naik ke puncak gunung...tinggi...
tinggi sekali..kiri kanan kulihat saja...
banyak pohon cemara..."
Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi. Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yang tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau berbuat apa, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju-maju.
"Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa
hendak turut ke Bandung...Surabaya...bolehlah
naik dengan naik percuma..ayo kawanku
lekas naik...keretaku tak berhenti lama"
Nah, yang begini ini yang parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu. Pantesan PT. KAI rugi terus! terutama jalur Bandung dan Surabaya!
"Di pucuk pohon cempaka...burung
kutilang berbunyi...bersiul-siul sepanjang
hari dengan tak jemu-jemu..mengangguk-angguk sambil
bernyanyi tri li li..li..li...li..li.."
Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak-anak akan realita yang sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit...cuit ! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang (catatan: acara lagu anak-anak dengan presenter Agnes Monica waktu dia masih kecil adalah Tra la la tri li li!), bukan burung!
"Pok ame ame...belalang kupu-kupu...siang
makan nasi, kalo malam minum susu..."
Ini jelas lagu dewasa dan tidak konsumsi anak-anak. karena yang disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu!
"Nina bobo nina bobo oh nina bobo...
kalau tidak bobo digigit nyamuk"
Menurut psikolog: jadi sekian tahun anak-anak Indonesia diajak tidur dengan lagu yang penuh nada mengancam.
"Bintang kecil di langit yang biru..."
Bintang khan adanya malem, lah...kalo malem bukannya langit warnanya hitam!!?
"Ibu kita Kartini...harum namanya"
Namanya Kartini apa Harum sih?!!
"Pada hari minggu..naik delman istimewa
ku duduk di muka"
Nah, gak sopan khan!
"Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam,
menanam jagung di kebun kita..."
kalo mau nanam jagung, ngapain dalam-dalam, emang mo bikin sumur!?
Just KIDDINGZ ahha XD
INILAH Kata Cewek Tentang Cowok (Bagian 2)
Kalo Cowok Ganteng kulitnya gelap
Cewek-Cewek Bilang: Si hitam Manis..
Kalo Cowok Jelek kulitnya gelap
Cewek-Cewek Bilang: Si Dakochan....
Kalo Cowok Ganteng gondrong
Cewek-Cewek Bilang: Macho..Rocker Style!
Kalo Cowok Jelek gondrong
Cewek-Cewek Bilang: Buat nutupin muka..
Kalo Cowok Ganteng suaranya bagus
Cewek-Cewek Bilang: Jadi penyanyi aja...
Kalo Cowok Jelek suaranya bagus
Cewek-Cewek Bilang: Kenapa ga jadi kenek aja..??
Kalo Cowok Ganteng bodynya berotot
Cewek-Cewek Bilang: Wiii gila, sixpack!...seksi bo!
Kalo Cowok Jelek bodynya berotot
Cewek-Cewek Bilang: Biar orang ga mratiin tampangnya,tuh..
Kalo Cowok Ganteng males difoto
Cewek-Cewek Bilang: Pasti takut fotonya kesebar-sebar
Kalo Cowok Jelek males difoto
Cewek-Cewek Bilang: Nggak tega liat hasil cetakannya ya?..
Kalo Cowok Ganteng keringetan
Cewek-Cewek Bilang: Pasti abis olahraga..sporty boo!
Kalo Cowok Jelek keringetan
Cewek-Cewek Bilang: Abis ngangkut beras di mana?
Kalo Cowok Ganteng naik MOGE
Cewek-Cewe! k Bilang: Ow..Lorenzo Lamas, bikin lemas..
Kalo Cowok Jelek naik MOGE
Cewek-Cewek Bilang: Awas, mandragade lewat..
Kalo Cowok Ganteng jadi selebritis
Cewek-Cewek Bilang: Kalo ngga model ya bintang film..
Kalo Cowok Jelek jadi selebritis
Cewek-Cewek Bilang: Pasti pelawak atau penyanyi dangdut...
Kalo Cowok Ganteng menyendiri
Cewek-Cewek Bilang: Gak mau jadi pusat perhatian
Kalo Cowok Jelek menyendiri
Cewek-Cewek Bilang: Minder kali...
Kalo Cowok Ganteng humoris
Cewek-Cewek Bilang: Orangnya asyik ya...
Kalo Cowok Jelek humoris
Cewek-Cewek Bilang: Cari perhatian tuh..
Kalo Cowok Ganteng belagu
Cewek-Cewek Bilang: Maklum beken...
Kalo Cowok Jelek belagu
Cewek-Cewek Bilang: Muke lu jauh...!!
Kalo Cowok Ganteng romantis
Cewek-Cewek Bilang: Ooh..so sweet..
Kalo Cowok Jelek romantis
Cewek-Cewek Bilang: Urgh..you make me sick!
Kalo Cowok Ganteng pake kacamata item
Cewek-Cewek Bilang: Kereen...jadi inget film Matrix
Kalo Cowok Jelek pake kacamata item
Cewek-Cewek Bilang: Cocok..tinggal kasi tongkat aja..
Kalo Cowo! Ganteng minta kissing
Cewek-Cewek Bilang: Boleeh..tapi yg soft ya...
Kalo Cowok Jelek minta kissing
Cewek-Cewek Bilang: Ih jijayy..sama pispot aja sana!
Kalo Cowok Ganteng berbuat jahat
Cewek-Cewek Bilang: Nobody's perfect
Kalo Cowok Jelek berbuat jahat
Cewek-Cewek Bilang: Pantes..tampangnya aja kriminil..!!
Kalo Cowok Ganteng nuangin air ke gelas cewe
Cewek-Cewek Bilang: Ini baru cowo gentleman..
Kalo Cowok Jelek nuangin air ke gelas cewe..
Cewek-Cewek Bilang: Naluri pembantu, emang gitu..
Kalo Cowok Ganteng nolongin cewe yg diganggu preman
Cewek-Cewek Bilang: Wuih jantan..kaya difilm-film action
Kalo Cowok Jelek nolongin cewe yg diganggu preman
Cewek-Cewek Bilang: Premannya pasti temen dia...
Kalo Cowok Ganteng bersedih hati
Cewek-Cewek Bilang: Let me be your shoulder to cry on
Kalo Cowok Jelek bersedih hati
Cewek-Cewek Bilang: Cengeng amat!! Lelaki bukan sih..?!
INILAH Kata Cewek Tentang Cowok (Bagian 1)
Kalo Cowok Ganteng pendiam
Cewek-Cewek Bilang: Wow, cool banget..
Kalo Cowok Jelek pendiam
Cewek-Cewek Bilang: Ih kuper..
Kalo Cowok Ganteng begaya gaul
Cewek-Cewek Bilang: Funky bo..
Kalo Cowok Jelek begaya gaul
Cewek-Cewek Bilang: Ih norak..
Kalo Cowok Ganteng jomblo
Cewek-Cewek Bilang: Pasti dia perfeksionis
Kalo Cowok Jelek jomblo
Cewek-Cewek Bilang: Sudah jelas..kagak laku!
Kalo Cowok Ganteng jadi gay
Cewek-Cewek Bilang: Karena cowo2 juga suka
Kalo Cowok Jelek jadi gay
Cewek-Cewek Bilang: Karna cewe2 uda ga berminat
Kalo Cowok Ganteng ganti2 cewe
Cewek-Cewek Bilang: Wajar, khan dikerubutin cewe2 cantik
Kalo Cowok Jelek ganti2 cewe
Cewek-Cewek Bilang: Pasti sering diputusin cewenya
Kalo Cowok Ganteng dpt cewe cantik
Cewek-Cewek Bilang: Klop..serasi banget
Kalo Cowok Jelek dpt cewe cantik
Cewek-Cewek Bilang: Pasti main dukun..atau cewenya matre
Kalo Cowok Ganteng ditolak cewe
Cewek-Cewek Bilang: Jangan sedih, khan masi ada aku...
Kalo Cowok Jelek ditolak cewe
Cewek-Cewek Bilang: (Diam,tapi telunjuknya meliuk2 dari atas kebwh)
Kalo Cowok Ganteng diputusin cewe
Cewek-Cewek Bilang: Rugi tuh cewe..tapi rejeki buat cewe yg lain
Kali Cowok Jelek diputusin cewe
Cewek-Cewek Bilang: Akhirnya terbuka juga mata hati cewe itu...
Kalo Cowok Ganteng suka merawat wajah
Cewek-Cewek Bilang: Itu memelihara asset namanya..
Kalo Cowok Jelek suka merawat wajah
Cewek-Cewek Bilang: Buang-buang waktu aja...
Kalo Cowok Ganteng ngaku Indo campuran
Cewek-Cewek Bilang: Emang mirip-mirip bule sih..
Kalo Cowok Jelek ngaku Indo campuran
Cewek-Cewek Bilang: Campuran bemo sama becak, kali..
Kalo Cowok Ganteng penyayang binatang
Cewek-Cewek Bilang: Perasaannya halus...penuh cinta kasih
Kalo Cowok Jelek penyayang binatang
Cewek-Cewek Bilang: Sesama keluarga emang hrs saling menyayangi...
Kalo Cowok Ganteng jadi atasan
Cewek-Cewek Bilang: Cocok..tampangnya aja intelek
Kalo Cowok Jelek jadi atasan
Cewek-Cewek Bilang: Ga pantes, muka jongos...
Kalo Cowok Ganteng jago main gitar
Cewek-Cewek Bilang: Most talented boy..
Kalo Cowok Jelek jago main gitar
Cewek-Cewek Bilang: Pasti tukang ngamen..
Kalo Cowok Ganteng bawa BMW
Cewek-Cewek Bilang: Matching...keren luar dalem
Kalo Cowok Jelek bawa BMW
Cewek-Cewek Bilang: Punya majikan ya...
Kalo Cowok Ganteng jadi biker
Cewek-Cewek Bilang: Kaya Valentino Rossi ya..
Kalo Cowok Jelek jadi biker
Cewek-Cewek Bilang: Pasti sekalian ngojek..
Langganan:
Postingan (Atom)